Senin, 24 Juni 2013

Anak Twitter Vs Magician

Malam minggu kemarin (22 juni 2013) saya ditelpon seorang teman dari jakarta yang ternyata dia berkunjung ke solo dan ingin kopdar. jam 20.00 saya langsung meluncur ke Cafe 7 cafe nya teman-teman komunitas. berhubung bertepatan dengan kopdar Komunitas Sukses Mulia di sana maka saya memutuskan untuk menunggu acara selesai dan ternyata ada mbak giyarni yang sedang ngobrol sama mas Arnold, dari penampilan dan tumpukan katu yang ada di meja nya saya bisa menebak kalau beliau adalah seorang yg jago sulap. dan benar. beliau juga seorang hypnoterapist. 

Saya diperkenalkan oleh Mbak Giyarni ke Mas Arnold.  perbincangan dimulai dari hal-hal tentang magician, hypnosis, NLP dll. dan ternyata sangat seru. bergaul dengan berbagai komunitas membuat wawasan kita terbuka sangat-sangat lebar. makin malam makin panas pembicaraan nya dan berlanjut ke pembahasan social media. karena mas Arnold ini belum pakai twitter. padahal dari keahlian beliau sangat banyak yang bisa dibagikan ilmunya di twitter dan tentunya akan memperkuat personal branding maupun branding komunitas beliau. 

"saya itu masih males sebenarnya mas pakai twitter, agak bingung juga. tapi banyak teman-teman dan murid yang menyarakan saya untuk pakai twitter mas, jadi ya udah besok deh saya baru mau pakai", celetuk beliau. 

"jadi gini mas,
untuk seseorang yang punya keahlian seperti Mas Arnold sangat-sangat perlu untuk memakai twitter. ini untuk memperkuat personal branding anda plus membuat teman-teman atau murid anda semakin mudah untuk berinteraksi dan stay in touch dengan anda. tanya apa-apa bisa langsung mention tanpa harus tau nomor HP pribadi anda. nah dari apa yang anda jelaskan tadi tentang magician, hypnosis, NLP dll informasi itu sangat dibutuhkan oleh khalayak umum. bisa jadi mereka skeptis terhadap salah satunya karena kurang nya informasi. sering-sering aja berbagi info-info itu di sociLal media. tentu info nya berupa info ringkas kalau mereka (followers) tertarik untuk belajar lebih jauh ya suruh aja belajar langsung dengan Mas Arnold face to face. siapapun itu di era informasi ini kalau tidak terjun di dunia social media, dia pasti ketinggalan. minimal ketinggalan perkembangan terkini. sebuah berita untuk tayang di media cetak atau elektronik perlu waktu untuk mengedit dan lain-lain, tapi di twitter kita dapat info secara real time. kejadian nya saat itu, saat itu pula kita dapat info dari orang-orang."

"Wah menarik nih mas, berarti saya harus segera ini go social media. kebetulan ini saya mau transfer uang setengah juta untuk beli followers"

"waduh mas, jangan beli followers."

"lhoh kenapa mas?"

"beli followers itu bisa menjadi bencana untuk sebuah brand, baik itu personal brand maupun brand perusahaan. ada kasus sebuah brand yang sangat terkenal di Solo, follower akun itu sudah mencapai 27.000 an. nah suatu saat si admin nya dapat tugas lain sehingga akun nya dipegang oleh teman nya. ketika dipegang oleh teman nya ini setiap hari follower semakin turun, per hari bisa 100 sampai 500 an followers hilang. sampai si teman nya ini dimarahi oleh manager nya. setelah usust punya usut tenyata admin yang pertama tadi beli followers. si admin pertama tadi langsung dipecat. sekarang follower tinggal 1500 an saja. ngeri kan? iya. si penjual followers tidak mikir bagaimana nasib brand yang kita bangun dengan susah payah ini. mereka tau nya cuma jualan, ada order dia mengerkajan. lha kalau mau saya bisa kok membuatkan follower-follower seperti itu. malah punya saya lebih real, ada foto avatar nya, ada lokasi nya, username indonesia, bio dan lokasi bisa disesuaikan sesuai kota yang diinginkan, ada follower nya dan ada tweet nya jadi nampak sangat-sangat kelihatan real. nah kalau mas arnold baru saja pakai twitter tiba-tiba muncul dengan 3000 followers. orang-orang malah curiga. yang terpenting adalah interaksi nya dengan followers, bukan jumlah nya"

"wah untung malam ini ketemu kamu mas. uang setengah juta saya selamat. padahal rencana habis dari cafe 7 ini langsung mau transfer ke si penjual itu."

Setelah ngobrol lebih intens akhirnya kami bertukar kartu nama dan berencana untuk membahas kerjasama. alhamdulillah semoga barokah. Sayang kemarin malah gak sempat foto bareng. ^^

posting ini sebagai prolog aja untuk post berikut nya yang akan kita bahas tentang fake follower. adakah dari temen-temen yang sudah pernah melakukan "Beli Followers"?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar